mari kita belajar bersama-sama membuat kamera lubang jarum yang menjadi awal mula terbentuknya / terciptanya kamera masa kini.
Sebelum bikin kamera, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu REDSCALE.
Menurut Wikipedia, Redscale adalah nama yang diberikan untuk teknik
pemotretan dimana film diekspos dari sisi sebaliknya. Atau untuk
mempermudahnya, perhatikan ilustrasi berikut:
B. Posisi Redscale, sisi film yang terekspos adalah sisi sebaliknya Jika kita bicara lebih detail maka sebuah lapisan film warna terdiri atas 3 layer (lapis) warna.
Secara normal, lapisan pertama yang akan terekspos cahaya adalah
lapisan biru kemudian berturut-turut hijau dan lapisan akhir adalah
warna merah.
Akan tetapi jika kita balik untuk redscale maka lapisan pertama yang
terkena cahaya adalah warna merah kemudian hijau dan (sedikit atau
bahkan tidak terekspos) biru sehingga foto yang dihasilkan akan
cenderung (tone-nya) gradasi merah.
Jika kita menggunakan kamera analog, untuk menggunakan teknik
redscale ini kita harus memutar ulang terlebih dahulu film warna yang
akan kita pake ke canister (selongsong) film yang masih kosong sehingga
posisi putar filmnya akan terbalik. Atau anda juga dapat membelinya
langsung (film redscale) ke teman-teman lomografi (tapi harganya tidak
murah dan sedikit ‘kurang wajar’ untuk film sekelas itu).
Baiklah, sekarang kita langsung aja belajar membuat kamera pinhole
untuk teknik redscale ini. Salah satu keuntungan menggunakan kamera
pinhole untuk redscale adalah kita tidak perlu untuk menggulung/memutar
film yang akan kita gunakan ke sebuah canister kosong karena dengan
desain kamera yang kita buat sendiri tentu saja kita akan lebih mudah
menyesuaikan dengan kebutuhan kita.
Spesifikasi kamera :
Jenis kamera : Kamera Pinhole Redscale (Kamera Lubang Jarum)
Dimensi : 130 x 60 x 50mm
Media rekam : Film Negatif warna 135mm
Jumlah lubang jarum : 1 buah
Focal length : 40 mm
F-stop : 116.67
Dimensi : 130 x 60 x 50mm
Media rekam : Film Negatif warna 135mm
Jumlah lubang jarum : 1 buah
Focal length : 40 mm
F-stop : 116.67
Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan antara lain:
- Karton hitam (bisa juga diganti dengan cat hitam)
- Karton tebal 2-3 mm
- Penggaris
- Lem
- Alat tulis
- Canister (selongsong) film bekas/kosong
- Film negative warna 135 mm
- Alat potong (cutter)
- Gunting
- Piring kue (alumunium bolak-balik)
- Jarum
Langkah pertama adalah buatlah pola dasar kamera seperti pada
ilustrasi di atas pada kertas/karton tebal. Pola ini akan kita gunakan
untuk alas dan bagian atas belakang badan kamera.
Kemudian potong karton sesuai dengan pola yang sudah kita bikin
sehingga kita akan mendapatkan 2 (dua) potongan seperti ilustrasi di
atas.
Selanjutnya potong kertas yang akan berfungsi sebagai badan (body)
kamera dengan ketinggian 5 cm. Kemudian tempelkan potongan tersebut ke
bagian alas kamera. Yang perlu diperhatikan pada langkah ini adalah kita
juga perlu untuk membuat 2 (dua) potongan kertas/karton yang akan kita
tempelkan di bagian belakang sehingga akan terbentuk jalur/rel setinggi
3.6 cm untuk film.
Setelah bagian vertical badan kamera sudah menempel maka kita perlu
melapisnya dengan karton hitam atau anda juga dapat menggantinya dengan
mengecat hitam seluruh bagian dalam badan kamera.
Langkah berikutnya adalah tempelkan bagian atas badan kamera setelah
terlebih dahulu kita melubanginya untuk tempat masuk pemutar film.
Jangan lupa juga untuk melapisi bagian dalam tutup badan kamera tersebut
dengan karton hitam atau mengecatnya.
Sekarang kita sudah mempunyai bagian belakang badan kamera.
Setelah bagian belakang badan kamera sudah jadi maka langkah berikutnya adalah membuat tutup bagian depan kamera.
Untuk menghindari kebocoran sinar masuk ke bagian dalam kamera dan
agar lebih presisi maka potonglah karton seukuran sisi terluar lubang
bagian depan badan kamera. Selanjutnya buatlah 2 (dua) garis diagonal
yang saling memotong (untuk mencari bagian tengah) kemudian buatlah
kotak seukuran 1x1cm dan potong bagian tersebut seperti ilustrasi di
atas.
Langkah berikut adalah kita akan membuat apa yang disebut dengan
lensa pada kamera pinhole (kamera lubang jarum) dengan menggunakan
piring kue yang terbuat dari alumunium bolak-balik. Caranya adalah
dengan memotong piring alumunium tersebut dengan ukuran 2 x 2 cm. Piring
kue alumunium ini sudah cukup tipis sehingga kita tidak perlu lagi
mengampelas untuk menipiskannya. Jika anda tidak berhasil menemukan
piring kue tersebut anda juga dapat menggantinya dengan menggunakan
kaleng bekas minuman ringan (softdrink). Namun karena kaleng bekas
minuman ringan ini cukup tebal maka anda perlu untuk menipiskannya
dengan cara mengampelasnya.
Selanjutnya kita akan melubangi alumunium tersebut dengan ujung
jarum. Ukuran/diameter lubang jarum kira-kira adalah 0,2 – 0,3 mm.
Karena kita membuat kamera dengan manual buatan tangan (handmade) maka
ketepatan diameter adalah dengan ilmu kira-kira. Cara memastikan ukuran
adalah cobalah untuk menerawang lubang yang telah kita bikin ke arah
cahaya. Ukuran yang kita dianggap pas/tepat adalah ketika masih terlihat
serat-serat logam pada saat lubang kita terawang ke arah cahaya.
Catatan:
Semakin besar ukuran lubang berarti nilai F-Stop kamera bertambah
kecil (ruang tajam kamera /ketajaman gambar berkurang) akan tetapi waktu
ekspose (pemotretan) akan bertambah cepat
Sebaliknya semakin kecil lubang maka nilai F-Stop akan bertambah besar yang berarti ketajaman gambar bertambah tapi waktu pengambilan gambar juga akan bertambah lama.
Sebaliknya semakin kecil lubang maka nilai F-Stop akan bertambah besar yang berarti ketajaman gambar bertambah tapi waktu pengambilan gambar juga akan bertambah lama.
Berikutnya kita akan menempelkan ‘lensa’ alumunium ujung jarum
tersebut ke bagian tengah penutup depan badan kamera dengan menggunakan
lakban hitam. Kemudian lapisi potongan karton tersebut dengan kertas
hitam atau anda juga dapat mengecatnya dengan warna hitam doff.
Selanjutnya potong dan tempelkan karton setinggi 3.5cm pada bagian
depan tutup kamera sehingga akan membentuk ruang dengan ukuran sisi
terluar 4.5 x 6.5 cm. Ruangan ini berfungsi sebagai batas per frame foto
untuk sekali jepretnya.
Kemudian potong dan tempelkan karton sekeliling sisi luar tutup badan
kamera kita. Pastikan ujung-ujung karton tersebut saling menempel
dengan rapi dan tidak bocor untuk menghindari kegagalan foto. Jangan
lupa juga untuk melapisi seluruh bagian dalam tutup badan kamera dengan
karton hitam atau mengecatnya dengan warna hitam doff.
Pasangkan penutup bagian depan badan kamera tersebut ke bagian
belakangnya sehingga sekarang kita sudah mempunyai badan kamera pinhole
redscale. Langkah berikutnya adalah membuat shutter. Jenis yang akan
kita gunakan adalah sliding shutter. Perhatikan 2 (dua) potongan bagian
shutter kamera yang akan kita gunakan tersebut.
Tempelkan kedua potongan sliding shutter ke tutup badan kamera
sehingga sekarang kita sudah benar-benar memiliki sebuah kamera pinhole
redscale secara utuh. Untuk pemutar film, saya menggunakan barang bekas
berupa tutup belakang spidol yang di’coak’ sehingga dapat tepat masuk ke
bagian pemutar di canister film.
Setelah kamera sudah jadi maka langakh selanjutnya yaitu bongkar
sebuah canister (selongsong) film bekas/kosong dan balikkan as pemutar
sehingga canister tersebut akan saling berhadapan dengan film yang akan
kita pakai. Fungsi canister ini adalah sebagai wadah penerima untuk
menggulung film yang telah kita jepretkan.
Untuk mempermudah, pada canister kosong yang telah kita balik
pemutarnya tersebut, pasangkan potongan film bekas yang akan berfungsi
sebagai penarik/penyambung dengan film baru yang akan kita pakai.
Kemudian sambungkan kedua film tersebut dengan menggunakan isolasi
(gunakan isolasi setipis mungkin untuk memperlancar masuk).
Voilaa.. sekarang anda tinggal memasangkan film yang sudah kita
sambung tadi ke dalam kamera yang baru kita bikin. Jika anda sudah
terbiasa maka pasangkan film ini di dalam changing bag atau di dalam
kamar gelap (lumayan ngirit 1 frame hehe) atau jika anda belum terbiasa
maka anda juga dapat melakukannya di tempat yang cukup terang.
Pada posisi ilustrasi di atas, film yang masih baru/belum terpakai ada
di sebelah kanan dan sebelah kiri adalah canister kosong. Jika anda
membuat kamera sesuai dengan ukuran yang ada pada langkah-langkah di
atas maka untuk menggulung 1 frame film yang sudah di jepret adalah 1 ¾
putaran atau 630 derajat.
Selamat mencoba dan jangan ikut untuk bereksperimen kawan!!
Catatan:
Berdasarkan pengalaman, setiap merek film akan menghasilkan tone warna merah yang berbeda pula.
Berdasarkan pengalaman, setiap merek film akan menghasilkan tone warna merah yang berbeda pula.
Sumber : Cakpii
Terima kasih sudah bantu menyebarluaskan info/artikel pinhole ini...mari kita belajar bareng-bareng :-)
BalasHapussama-sama gan..
Hapusmaaf gak sempat izin dulu gan kalo mau share kembali..hehe