Lensa merupakan bagian utama dari kamera yang terdiri atas susunan elemen optik yang berfungsi untuk menangkap gambar di depan kamera sehingga bisa diterima oleh sensor atau film. Pada kamera saku maupun kamera prosumer, lensa ini dibuat menyatu dengan bodi kamera, namun lensa yang digunakan pada kamera SLR dijual terpisah. Baik lensa yang menyatu dengan kamera ataupun lensa khusus kamera SLR, keduanya memiliki kesamaan dalam prinsip kerja, desain optik serta karakteristiknya.
Lensa
yang berkualitas tinggi memiliki kemampuan untuk memberikan hasil yang
memuaskan dalam hal ketajaman, kontras maupun warna. Untuk menilai
performa lensa para produsen menggunakan MTF chart yang bisa
memberi gambaran kualitas lensa. Berkat teknologi manufaktur lensa
modern dengan bantuan komputer, lensa masa kini semakin berkualitas dan
sudah dilengkapi dengan fitur modern seperti lapisan khusus yang bisa
meningkatkan ketajaman dan meredam flare. Dalam memilih lensa
yang baik, diperlukan pemahaman dasar akan istilah-istilah yang umum
dijumpai pada lensa, sekaligus mengenali pembagian atau penggolongan
lensa berdasarkan jenisnya.
1. Panjang fokal (Focal Length)
Dalam
membahas tentang lensa, hal pertama yang dilihat dari sebuah lensa
adalah panjang fokal lensa. Secara difinisi, panjang fokal menandakan
seberapa jarak antara sensor (atau film) terhadap lensa, saat kamera
memfokus ke tak terhingga (infinity). Untuk menunjukkan panjang
fokal lensa ini digunakan satuan milimeter (mm). Dalam pemahaman yang
lebih umum, panjang fokal lensa menunjukkan seberapa besar sudut gambar (picture angle atau angle of view)
yang bisa dihasilkan oleh sebuah lensa. Sudut gambar inilah yang akan
menentukan luasnya bidang gambar yang bisa didapatkan pada panjang fokal
tertentu. Perhatikan :
- - Fokal lensa yang pendek (misal 28mm) menghasilkan sudut gambar yang besar sehingga mampu mendapat bidang gambar yang luas atau lebar (wideangle). Semakin pendek fokalnya maka semakin luas bidang gambar yang bisa dihasilkan. Maka lensa 18mm bisa disebut lebih ‘wide’ daripada lensa 28mm.
- - Fokal lensa yang panjang (misal 200mm) menghasilkan sudut gambar yang kecil sehingga mampu mendapat bidang gambar yang sempit, cocok untuk keperluan foto jarak jauh (telephoto). Semakin panjang fokalnya maka semakin jauh kemampuan tele yang dimiliki lensa tersebut. Jadi lensa 400mm bisa disebut lebih ‘tele’ dari lensa 200mm.
Lensa yang panjang fokalnya dianggap sama dengan bidang gambar yang dilihat oleh mata manusia (sudut gambaarnya sekitar 46o)
adalah lensa 50mm, sehingga lensa dengan fokal 50mm biasa disebut
sebagai lensa normal. Lensa dengan fokal yang lebih kecil dari 50mm
disebut lensa wide, benda yang difoto dengan lensa wide hasilnya akan
tampak lebih jauh daripada kenyataannya. Lensa dengan fokal yang lebih
besar dari 50mm disebut lensa tele, benda yang difoto dengan lensa tele
hasilnya akan tampak lebih dekat daripada yang semestinya.
Jadi berdasarkan panjang fokal, setidaknya kita mengenal tiga jenis lensa yaitu lensa wide, lensa normal dan lensa tele.
Lensa wide cocok dipakai untuk mendapat foto dengan kesan luas, seperti
pemandangan ataupun arsitektur. Sedangkan lensa tele cocok untuk
memotret benda yang jauh seperti saat outdoor atau meliput acara
pertandingan olahraga. Lensa normal sendiri lebih cocok dipakai untuk
potret wajah atau kebutuhan lain yang memerlukan sudut gambar normal.
2. Lensa Fix dan Lensa Zoom
Bila ditinjau dari desain fokalnya, lensa bisa digolongkan menjadi dua kelompok utama. Yang pertama adalah lensa fix / prime (punya panjang fokal yang tetap) dan kedua adalah lensa zoom / vario (punya panjang fokal yang bisa dirubah).
Lensa fix punya ukuran yang kecil, dengan sedikit elemen optik dan sesuai namanya, lensa fix hanya memiliki panjang fokal yang tetap. Lensa fix tersedia untuk berbagai macam panjang fokal mulai seperti :
- - Lensa fix wideangle (24mm, 35mm)
- - Lensa fix normal (50mm, 60mm)
- - Lensa fix telephoto (85mm, 105mm)
Lensa zoom sendiri memiliki kelebihan dibanding lensa fix
yaitu punya rentang fokal yang bisa dirubah, dari fokal terpendek
hingga fokal terpanjang. Kemampuan zoom lensa diukur dengan
membandingkan fokal terpanjang terhadap fokal terpendeknya, contoh bila
lensa zoom 28-280mm maka panjang fokal terpendek adalah 28mm dan fokal
terpanjang adalah 280mm, sehingga lensa ini disebut dengan
lensa zoom 10x
(atau 280 dibagi 28). Lensa zoom memiliki kelebihan dalam hal
kepraktisan karena dengan satu lensa bisa didapat berbagai variasi fokal
lensa untuk berbagai kebutuhan fotografi dan perspektif yang
diinginkan. Namun dalam hal ketajaman, lensa zoom memang tidak bisa
menyamai lensa fix. Hal ini karena rumitnya susunan optik dalam
lensa zoom sehingga berpotensi menurunkan ketajaman secara umum. Dalam
lensa zoom, ketajaman pada fokal terpanjang dan fokal terpendek umumnya
menurun.
3. Bukaan lensa (aperture)
Di dalam lensa kamera terdapat sebuah komponen mekanik yang dinamakan aperture atau
diafragma, yang berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke
lensa. Diafragma tersusun atas sekumpulan lapisan logam tipis (blade)
yang membentuk lingkaran iris dan ukuran lubangnya bisa dibuat membesar
atau mengecil. Pengaturan masuknya cahaya dilakukan dengan mengubah
besarnya bukaan diafragma dari bukaan terbesar hingga terkecil dalam
satuan f-number. Bukaan besar dinyatakan dalam f-number kecil, dan sebaliknya bukaan kecil dinyatakan dalam f-number
besar. Lensa dengan bukaan besar memiliki kemampuan memasukkan cahaya
lebih banyak sehingga memungkinkan untuk pemakaian kecepatan shutter yang lebih tinggi.
Gambar di atas adalah bentuk diafragma lensa, dimana gambar sebelah kiri menunjukkan bukaan kecil dan sebelah kanan menunjukkan bukaan besar.
Bukaan diafragma yang besar (misal f/1.4 atau f/1.8) lebih mudah diwujudkan dalam desain lensa fix. Maka itu mayoritas lensa fix memiliki bukaan diafragma yang besar yang juga punya keistimewaan dalam membuat blur alias out-of-focus pada
latar. Namun tidak demikian halnya dengan lensa zoom, dimana untuk
membuat lensa zoom dengan bukaan diafragma yang besar agak lebih sulit
untuk dilakukan. Pada lensa zoom, bukaan maksimum yang umum dijumpai
adalah f/2.8 meski kini mulai dijumpai ada kamera saku yang memiliki
lensa yang bisa membuka amat besar hingga f/1.8.
Ditinjau dari desain aperturenya, lensa zoom sendiri terbagi atas dua kelompok :
- - Lensa zoom bukaan konstan
- - Lensa zoom bukaan variabel
Lensa zoom dengan bukaan konstan,
misalnya lensa 24-70mm f/2.8 atau lensa 70-200mm f/4 menandakan kalau
bukaan maksimum lensa ini pada posisi fokal berapapun adalah tetap. Jadi
misal lensa 24-70mm f/2.8 akan mampu membuka sebesar f/2.8 pada posisi
fokal 24mm hingga 70mm. Lensa semacam ini lebih sulit untuk dibuat, juga
punya ukuran yang lebih besar dan berat, sehingga lensa jenis ini
tergolong dalam lensa zoom kelas mahal.
Lensa zoom dengan bukaan variabel
lebih mudah dan murah untuk dibuat, serta memiliki ukuran yang lebih
kecil sehingga ringkas dan ringan. Lensa jenis ini punya bukaan maksimal
yang akan mengecil saat lensa di zoom dari posisi fokal terpendek ke
fokal terpanjang. Untuk mengetahui bukaan maksimum lensa semacam ini
bisa dilihat dari informasi yang ditulis pada lensa, misal lensa
18-105mm f/3.5-5.6 artinya lensa ini memiliki bukaan maksimal f/3.5 pada
posisi fokal 18mm dan bukaan maksimal akan mengecil hingga menjadi
f/5.6 pada posisi fokal 105mm. Meski tidak ditulis di lensa, sebenarnya
bukaan minimum pun bisa mengecil saat lensa di zoom. Hal ini tergantung
dari desain lensa, biasanya lensa yang memiliki bukaan minimum yang bisa
mengecil saat lensa di zoom adalah lensa kamera SLR.
Karena dengan bukaan yang besar sebuah lensa bisa memasukkan cahaya lebih banyak sehingga memungkinkan untuk memakai kecepatan shutter yang lebih tinggi, maka lensa dengan bukaan besar biasa disebut dengan lensa cepat. Untuk lensa fix, karena bukaan maksimumnya umumnya besar, maka hampir semua lensa fix
disebut dengan lensa cepat. Namun berhubung amat sulit untuk membuat
lensa zoom dengan bukaan yang besar, maka lensa zoom dengan bukaan
konstan f/2.8 sudah bisa disebut dengan lensa cepat. Kebanyakan lensa
zoom kamera SLR yang memiliki ukuran kecil adalah lensa lambat karena memiliki bukaan yang kecil dan akan semakin mengecil saat lensa di zoom.
Fitur Image Stabilizer
Beberapa lensa modern kini sudah dilengkapi dengan fitur image stabilizer yang
berfungsi untuk meredam getaran yang terjadi saat kita memotret. Fitur
ini menambahkan satu elemen lensa yang berfungsi khusus untuk
mengkompensasi getaran tangan yang terdeteksi oleh sensor, sehingga
resiko gambar menjadi blur bisa dikurangi. Fungsi stabilizer sendiri diperlukan saat kamera dipakai memotret pada kecepatan shutter rendah atau saat memakai lensa tele.
Bila disimpulkan, penggolongan lensa bisa disusun berdasarkan :
Panjang fokal :
- * Lensa wide
- * Lensa normal
- * Lensa tele
Jenis lensa :
- * Lensa fix / prime (fokal tetap)
- * Lensa zoom / vario yang terbagi lagi menjadi :
- - Lensa zoom bukaan konstan
- - Lensa zoom bukaan variabel
Desain aperture lensa :
- * Lensa cepat (punya bukaan besar)
- * Lensa lambat (punya bukaan kecil)
Selain
dari penggolongan umum seperti di atas, masih terdapat lensa-lensa
khusus yang digunakan untuk keperluan tertentu, seperti :
- * Lensa fish-eye untuk sudut gambar ekstrim (180o)
- * Lensa makro untuk memotret benda sangat dekat (perbesaran 1:1)
- * Lensa Tilt and Shift untuk kebutuhan profesional (kendali perspektif)
Belum ada komentar "Istilah dan Penggolongan Lensa Kamera"
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q:
Posting Komentar