Pada Oktober tahun 2009 yang lalu, kaum muslimin di Indonesia sempat digemparkan dengan berita beredarnya pin bergambar sosok yang diberi label dan dikatakan sebagai Nabi Muhammad.
Pin yang beredar di Makassar, Sulawesi Selatan itu menampilkan gambar
pasfoto seorang pemuda arab yang mengenakan surban dengan selipan bunga
di salah satu telinganya. Pemuda tersebut tampak memikat dengan senyuman
yang memperlihatkan sederet gigi-gigi putihnya. Dikatakan bahwa itu
adalah gambar Nabi Muhammad saat muda, sebelum diangkat sebagai utusan Allah.
Pin Berasal dari Iran
Dari penyelidikan polisi diketahui bahwa pin tersebut dibawa oleh
seorang yang pernah menjadi mahasiswa di Iran. Dari negeri itu ia
membawa pin dan juga stiker untuk teman-temannya di Ikatan Jamaah Ahlul
Bait Indonesia. Selain bergambar Nabi Muhammad, di antara mereka juga
dikatakan bergambar sahabat Ali dan Hamzah.
Di Iran sendiri foto yang dikatakan sebagai Muhammad remaja itu
pernah populer pada tahun 1990-an. Bermula di kota Teheran dan Qum,
gambar Nabi Muhammad ini akhirnya dapat ditemui dalam berbagai bentuk
dengan beragam variasi yang mirip dengan contoh gambar di samping ini.
Ada yang berupa kartupos, poster, stiker atau menjadi penghias halaman
blog dan situs web. Versi gambar yang bersurban hijau ini bahkan
dikabarkan dijual secara online oleh seorang seniman Iran.
Di Iran sebenarnya penggambaran Nabi Muhammad juga dilarang. Namun karena gambar tersebut disebutkan sebagai remaja Muhammad,
maka ia tidak dilarang. Para ulama di sana menyatakan bahwa remaja
Muhammad belum menjadi Nabi dan Rasul saat itu, sehingga kesucian beliau
sebagai utusan Allah tidak ternodai oleh gambar tersebut.
Bersumber dari Foto Remaja Tunisia
Pada
tahun 2006, Pierre Centlivres & Micheline Centlivres-Demont
mengulas asal-usul gambar yang populer di Iran tersebut dalam sebuah
publikasi ISIM Review nomor 17. Di sana, kedua penulis
menyatakan bahwa, tanpa sengaja mereka melihat kemiripan gambar yang
beredar di Iran tersebut dengan sebuah karya foto seorang fotografer
berkebangsaan Jerman dalam sebuah pameran di Paris. Foto-foto sang
fotografer tentang dunia arab memang pernah sangat populer di dunia
barat di masa 1920-an. Salah satu koleksinya adalah sebuah kartupos yang
menampilkan foto seorang remaja Tunisia bernama Muhammad atau Ahmad. Foto ini pun sempat menjadi ilustrasi di majalah National Geographic di tahun 1914 dengan keterangan gambar berbunyi: Seorang Arab dengan Bunganya.
Gambar di atas adalah foto tersebut. Terlihat jelas, jika kita bandingkan, bahwa memang demikianlah asal-usul foto yang dikatakan sebagai Nabi Muhammad tersebut.
Foto seorang remaja dari Tunisia inilah yang dijadikan sebagai model
atau rujukan dari foto-foto atau gambar-gambar lain yang kemudian
dikatakan sebagai Nabi Muhammad muda.
Menyikapi Foto Nabi Muhammad
Sebagai seorang muslim, tentu kita meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah sosok yang mulia.
Ia merupakan rujukan sekaligus model bagi kaum muslimin. Baik ucapan
maupun perbuatannya menjadi panutan dan teladan. Dari berbagai wejangan
beliau hingga cara berpakaian akan menjadi sandaran bertindak dan
berperilaku bagi setiap muslim. Oleh karena itu, Nabi Muhammad sendiri
sangat berhati-hati dan khawatir akan posisi beliau ini dihadapan kaum
muslimin. Beliau sangat menyadari betapa ia akan menjadi pusat rujukan
bagi kaumnya. Hal ini tergambar dari ucapan beliau yang diriwayatkan
dari kitab Bukhari dan Muslim:
من كَذَبَ عليَّ مُتَعَمِّدًا فلْيَتَبوأ مقعده من النار
“Siapa yang berbohong tentang aku secara sengaja, maka hendaklah dia menyiapkan tempatnya di neraka“.
Peringatan ini menjadi rambu-rambu bagi setiap orang agar tidak
menyatakan bahwa beginilah Nabi Muhammad tanpa ada dasar yang benar.
Menyatakan bahwa ada foto Nabi Muhammad, sementara kita semua tahu bahwa kamera baru ditemukan berabad-abad setelah Nabi wafat, tentu juga merupakan sebuah kebohongan.
Membuat gambar-gambar Nabi Muhammad secara tidak langsung juga
menyatakan bahwa beginilah cara Nabi mengenakan surban, cara beliau
memakai pakaian, cara tersenyum dan gerak-gerik lain yang tersurat dari
gambar semacam itu. Kalau yang membuat tidak pernah menyaksikan fisik
sang Nabi, kebohonganlah yang ia lakukan.
Selain itu, para ulama amat keras bersikap dalam hal ini, yaitu melarang menggambar atau melukiskan Nabi Muhammad,
dengan alasan agar kaum muslimin tidak terjebak dalam pengkultusan yang
berlebihan. Sebuah sikap yang akan membawa kepada pemujaan sosok atau
perwujudan Nabi, baik dalam bentuk gambar maupun patung, yang pada
akhirnya bisa memasuki wilayah kemusyrikan, menyembah selain Allah,
sebuah dosa yang paling besar. Na’udzubillahi min dzaalik.
Semoga bermanfaat.
Belum ada komentar ""Masya Allah" Ada Yang Menggambar Sosok Nabi Muhammad"
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q:
Posting Komentar