Indonesia adalah negara terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan total
jumlah penduduk 220 juta jiwa Indonesia masuk 3 besar negara terpadat
penduduk di Dunia setelah India dan China.
Dengan jumlah penduduk terbanyak itu Indonesia belum bisa menciptakan satu tim nasional yang hebat di bidang sepak bola, gelar terakhir yang di peroleh oleh timnas ialah pada saat mendapatkan medali emas Sea Games tahun 1991 silam.
Dengan jumlah penduduk terbanyak itu Indonesia belum bisa menciptakan satu tim nasional yang hebat di bidang sepak bola, gelar terakhir yang di peroleh oleh timnas ialah pada saat mendapatkan medali emas Sea Games tahun 1991 silam.
Sebenarnya tahun 2008 Indonesia juga berhak atas tropi Merdeka Cup di Malaysia, namun gelar juara itu di peroleh karena Libya yang menjadi rival Indonesia di final mengundurkan diri, jadilah gelar itu di dapat dengan Walk Out (WO).
-Ada apa sebenarnya dengan sepak bola Indonesia ?
-Mengapa olah raga yang begitu banyak peminatnya dan menjadi olah raga terpopuler di dunia itu, Indonesia tidak bisa ber prestasi lagi ?
-Apakah dari sekian banyaknya jumlah penduduk Indonesia tidak ada yang mampu membentuk 1 timnas yang kuat ?
-Atau karena orang - orang yang mengurus persepak bolaan indonesia yang tidak becus dalam bekerja ?
Dari empat pertanyaan di atas mungkin saya punya sedikit jawabannya.
KETIGA
"Apakah dari sekian banyaknya jumlah penduduk Indonesia tidak ada yang mampu membentuk 1 timnas yang kuat ?"
Pernah dengar nama - nama seperti Roni Paslah, Maulwi Saelan, Ribut Waidi, atau Ramang ?
yup.. mereka adalah punggawa - punggawa timnas indonesia yang punya prestasi membanggakan dan berhasil mengangkat nama Indonesia di ajang internasional.
Roni Paslah adalah kiper indonesia asal medan yang sering di juluki "Macan Tutul" karena prestasinya membawa indonesia Juara Piala AgaKhan di Bangladesh 1967, Juara Merdeka Games 1967 di Malaysia, Juara Pesta Sukan di Singapura 1972. dan yang paling diingat oleh pecinta bola indonesia ialah ketika Roni Paslah mampu menghempaskan tendangan pinalti legenda sepak bola Brazil "PELE" pada laga uji coba Brazil VS Indonesia yang berakhir 1-0 untuk brazil.
Maulwi Saelan kiper kebanggaan rakyat makassar, prestasi terbaiknya ketika membawa indonesia masuk perempat final olimpiade Melbourne Australia 1956. Di generasi berikutnya ada nama Ponirin Meka (kiper) yang berhasil mempersembahkan medali perunggu untuk indonesia pada ajang Asian Games 1986 di Seoul, Korea selatan.
Belum cukup dengan itu salah satu penyerang handal timnas indonesia Ribut Waidi (Alm) berhasil mencetak gol kemenangan indonesia atas malaysia dan mengantarkan indonesia ke tahta juara di Sea Games 1987.
Beberapa tahun sebelumnya ada nama Ramang (Andi Ramang) yang menggemparkan masyarakat dunia berkat kelihaiannya mengocek si kulit bundar. Berkat prestasi Ramang, Indonesia masuk dalam hitungan kekuatan besar sepak bola di Asia. Satu demi satu kesebelasan Eropa mencoba kekuatan PSSI. Mulai dari Yugoslavia yang gawangnya dijaga Beara (salah satu kiper terbaik dunia waktu itu), klub Stade de Reims dengan si kaki emas Raymond Kopa, kesebelasan Rusia dengan kiper top dunia Lev Jashin, klub Locomotive dengan penembak maut Bubukin, sampai Grasshopers dengan Roger Vollentein.
Yang tidak bisa di lupakan dari sosok Ramang ialah ketika kualifikasi piala dunia 1958 di Swedia. pada saat pertandingan pertama Indonesia berhadapan dengan China dan berhasil menang 2-0 (dua gol di cetak Ramang), pertandingan selanjutnya Indonesia berhasil menahan imbang 0-0 China sehingga Indonesia di nyatakan lolos ke babak terakhir kualifikasi PD 1958. Sayang di babak ini Indonesia bertemu dengan Israel, karena Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik maka Indonesia menolak untuk bertanding. Andai saja saat itu Indonesia tidak mangkir dari panggilan FIFA bukan tidak mungkin sejarah akan mencatat keikutsertaan Indonesia di ajang piala dunia 1958 Swedia.
Tapi itu dulu.. bagaimana dengan SEKARANG..??
Sekarang pun banyak nama - nama beken seperti Bambang Pamungkas, Okto Maniani, Patrice Wanggai, Yoshua Pahabol, Boaz Salossa, hingga Andik Vermansyah.
Namun pertanyaannya adalah "prestasi apa yang telah mereka torehkan ?" saat ini saja indonesia terpuruk di peringkat 153 FIFA. yang baru - baru ini sedang hangat di bicarakan ialah Titus Bonai yang bergabung dengan klub BEC Tero Sasana dari Thailand.
KEEMPAT
"Pengurus persepak bolaan indonesia yang tidak becus dalam bekerja ?"
Untuk pertanyaan ini saya tidak usah berkomentar karena kita sudah tau jawaban sesungguhnya, mulai dari dualisme kompetisi, dualisme kepengurusan, hingga kabarnya akan di bentuk timnas saingan dari PSSI yang resmi.
Kita hanya bisa berharap agar para elit sepak bola mau mengesampingkan urusan pribadinya demi kemajuan tim nasional kita. dan jangan pernah mencampur adukan antara olah raga dan politik.
Jayalah Timnas Garuda.
KETIGA
"Apakah dari sekian banyaknya jumlah penduduk Indonesia tidak ada yang mampu membentuk 1 timnas yang kuat ?"
Pernah dengar nama - nama seperti Roni Paslah, Maulwi Saelan, Ribut Waidi, atau Ramang ?
yup.. mereka adalah punggawa - punggawa timnas indonesia yang punya prestasi membanggakan dan berhasil mengangkat nama Indonesia di ajang internasional.
Roni Paslah adalah kiper indonesia asal medan yang sering di juluki "Macan Tutul" karena prestasinya membawa indonesia Juara Piala AgaKhan di Bangladesh 1967, Juara Merdeka Games 1967 di Malaysia, Juara Pesta Sukan di Singapura 1972. dan yang paling diingat oleh pecinta bola indonesia ialah ketika Roni Paslah mampu menghempaskan tendangan pinalti legenda sepak bola Brazil "PELE" pada laga uji coba Brazil VS Indonesia yang berakhir 1-0 untuk brazil.
Maulwi Saelan kiper kebanggaan rakyat makassar, prestasi terbaiknya ketika membawa indonesia masuk perempat final olimpiade Melbourne Australia 1956. Di generasi berikutnya ada nama Ponirin Meka (kiper) yang berhasil mempersembahkan medali perunggu untuk indonesia pada ajang Asian Games 1986 di Seoul, Korea selatan.
Belum cukup dengan itu salah satu penyerang handal timnas indonesia Ribut Waidi (Alm) berhasil mencetak gol kemenangan indonesia atas malaysia dan mengantarkan indonesia ke tahta juara di Sea Games 1987.
Beberapa tahun sebelumnya ada nama Ramang (Andi Ramang) yang menggemparkan masyarakat dunia berkat kelihaiannya mengocek si kulit bundar. Berkat prestasi Ramang, Indonesia masuk dalam hitungan kekuatan besar sepak bola di Asia. Satu demi satu kesebelasan Eropa mencoba kekuatan PSSI. Mulai dari Yugoslavia yang gawangnya dijaga Beara (salah satu kiper terbaik dunia waktu itu), klub Stade de Reims dengan si kaki emas Raymond Kopa, kesebelasan Rusia dengan kiper top dunia Lev Jashin, klub Locomotive dengan penembak maut Bubukin, sampai Grasshopers dengan Roger Vollentein.
Yang tidak bisa di lupakan dari sosok Ramang ialah ketika kualifikasi piala dunia 1958 di Swedia. pada saat pertandingan pertama Indonesia berhadapan dengan China dan berhasil menang 2-0 (dua gol di cetak Ramang), pertandingan selanjutnya Indonesia berhasil menahan imbang 0-0 China sehingga Indonesia di nyatakan lolos ke babak terakhir kualifikasi PD 1958. Sayang di babak ini Indonesia bertemu dengan Israel, karena Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik maka Indonesia menolak untuk bertanding. Andai saja saat itu Indonesia tidak mangkir dari panggilan FIFA bukan tidak mungkin sejarah akan mencatat keikutsertaan Indonesia di ajang piala dunia 1958 Swedia.
Tapi itu dulu.. bagaimana dengan SEKARANG..??
Sekarang pun banyak nama - nama beken seperti Bambang Pamungkas, Okto Maniani, Patrice Wanggai, Yoshua Pahabol, Boaz Salossa, hingga Andik Vermansyah.
Namun pertanyaannya adalah "prestasi apa yang telah mereka torehkan ?" saat ini saja indonesia terpuruk di peringkat 153 FIFA. yang baru - baru ini sedang hangat di bicarakan ialah Titus Bonai yang bergabung dengan klub BEC Tero Sasana dari Thailand.
KEEMPAT
"Pengurus persepak bolaan indonesia yang tidak becus dalam bekerja ?"
Untuk pertanyaan ini saya tidak usah berkomentar karena kita sudah tau jawaban sesungguhnya, mulai dari dualisme kompetisi, dualisme kepengurusan, hingga kabarnya akan di bentuk timnas saingan dari PSSI yang resmi.
Kita hanya bisa berharap agar para elit sepak bola mau mengesampingkan urusan pribadinya demi kemajuan tim nasional kita. dan jangan pernah mencampur adukan antara olah raga dan politik.
Jayalah Timnas Garuda.
Belum ada komentar "Timnas Indonesia, Nasibmu Kini.. Part 2"
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q:
Posting Komentar