Ganda putri bulutangkis Indonesia Greysia Polii - Meiliana Jauhari
akhirnya harus tersingkir dari Olimpiade London 2012. Tetapi perjalanan
mereka harus terhenti bukan karena kalah, tapi lantaran dianggap
melanggar kode etik pertandingan. Mereka dianggap sengaja mengalah saat
bertanding melawan duet Korea Selatan, Ha Jung-eun dan Kim Min-jung
dalam laga Selasa lalu.
Memalukan memang. Setelah Greysia - Meiliana kalah dari Ha Jung-eun dan Kim Min-jung dalam tiga set (21-18, 14-21, 12-21), BWF tetap memutuskan mendiskualifikasi mereka. Tidak hanya itu, duet China Wang Xiaoli-Yu Yang dan ganda Negeri Ginseng Jung Kyun-eun dan Kim Ha-na juga mendapat perlakuan serupa dari juri.
Sebelum memulai laga pagi ini, tim Federasi Badminton Dunia (BWF) menyatakan keempat ganda putri itu dianggap tidak menampilkan usaha terbaik buat memenangkan pertandingan dan melakukan tindakan tidak terpuji dan jelas mencederai semangat olahraga.
Tentu bukan hasil ini diharapkan oleh masyarakat Indonesia. Mereka semua menanti para atlet berdiri di podium tertinggi dan mengenakan medali emas buat dibawa pulang sembari lagu Indonesia Raya dinyanyikan sebagai tanda kemenangan. Lalu jika insiden sengaja kalah itu terjadi, maka patut dipertanyakan apakah ini hasil latihan bertahun-tahun buat menjadi juara. Apakah para pelatih masa kini menanamkan di benak semua atlet bermain akal-akalan dan memilih menghindar dari musuh terkuat?
Lebih memalukan lagi hal ini terjadi di ajang pesta olahraga sejagat. Olimpiade dianggap sebagai puncak segala turnamen dan kompetisi. Maka sepatutnya atlet yang hadir bertanding dan berlomba adalah mereka yang diunggulkan dan memiliki mental juara. Bukannya malah kucing-kucingan cari aman.
Pimpinan delegasi Indonesia di Olimpiade Erik Thohir mengritik keputusan diskualifikasi. "Kami datang ke sini tidak untuk kehilangan medali. Kami ingin mendapat medali," kata Erik Thohir. "Saya pikir BWF hars melihat sejarah turnamen ini sebelum mengambil keputusan," katanya dikutip Reuters.
Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso mengatakan akan menerima keputusan BWF dengan berbesar hari dan segera mengevaluasi ke dalam. "Kita akan melakukan langkah-langkah strategis dan akan usul ke BWF untuk mengubah sistem pertandingan yang ada," katanya.
Nasi sudah menjadi bubur. Diskualifikasi di London jadi pelajaran sangat berharga. Penting untuk menanamkan mental juara tidak takut apapun, walau lawan punya keahlian dan pengalaman lebih unggul. Bukankah kalah-menang urusan belakang seperti selama ini diucapkan? Usaha dan proses itu lebih utama. Jika keadaannya sudah seperti ini lalu siapa mau bertanggung jawab.
Sumber : Merdeka.com
Belum ada komentar "Pebulutangkis Indonesia Olimpiade Didiskualifikasi"
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q:
Posting Komentar