DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 67
Di hari bersejarah bagi republik Indonesia ini mungkin masih banyak yang bertanya apakah Indonesia telah betul - betul merdeka ?
Dari wilayah, rakyat, pemerintahan, dan pengakuan negara lain Indonesia sudah tercatat sebagai negara berdaulat sejak 17 agustus 1945. Namun rupanya negeri tercinta ini masih terjajah oleh bangsa sendiri yang gila akan kekuasaan, dan korupsi.
Di semua lembaga pemerintahan hampir tidak lepas dari berita korupsi, begitu pula di tubuh kepolisian republik indonesia.
Tapi ada satu catatan baik di kepolisian yang mungkin bisa di contoh oleh pejabat - pejabat zaman remormasi sekarang, dia adalah Hoegeng
Iman Santoso seorang Kapolri di tahun 1968-1971. Ia juga pernah menjadi
Kepala Imigrasi (1960), dan juga pernah menjabat sebagai menteri di
jajaran kabinet era Soekarno. Kedisiplinan dan kejujuran selalu menjadi
simbol Hoegeng dalam menjalankan tugasnya di manapun.
Ia pernah menolak hadiah rumah dan berbagai isinya saat menjalankan tugas sebagai Kepala Direktorat Reskrim Polda Sumatera Utara tahun 1956. Ketika itu, Hoegeng dan keluarganya lebih memilih tinggal di hotel dan hanya mau pindah ke rumah dinas, jika isinya hanya benar-benar barang inventaris kantor saja. Semua barang - barang luks pemberian itu akhirnya ditaruh Hoegeng dan anak buahnya di pinggir jalan saja.
“
Kami tak tahu dari siapa barang - barang itu, karena kami baru datang
dan belum mengenal siapapun,” kata Merry Roeslani, istri Hoegeng.
Polisi Kelahiran Pekalongan tahun 1921 ini sangat gigih dalam menjalankan tugas. Ia bahkan kadang menyamar dalam beberapa penyelidikan.
Polisi Kelahiran Pekalongan tahun 1921 ini sangat gigih dalam menjalankan tugas. Ia bahkan kadang menyamar dalam beberapa penyelidikan.
Kasus - kasus
besar yang pernah ia tangani antara lain, kasus pemerkosaan Sum tukang
jamu gendong atau dikenal dengan kasus Sum Kuning, yang melibatkan
anak pejabat. Ia juga pernah membongkar kasus penyelundupan mobil yang
dilakukan Robby Tjahjadi, yang notabene dekat dengan keluarga Cendana.
Kasus inilah yang kemudian santer diduga sebagai penyebab pencopotan Hoegeng oleh Soeharto. Hoegeng dipensiunkan oleh Presiden Soeharto pada usia 49 tahun, di saat ia sedang melakukan pembersihan di jajaran kepolisian. Kabar pencopotan itu diterima Hoegeng secara mendadak.
Kemudian Hoegeng ditawarkan Soeharto untuk menjadi duta besar di sebuah Negara di Eropa, namun ia menolak. Alasannya karena ia seorang polisi dan bukan politisi.
Kasus inilah yang kemudian santer diduga sebagai penyebab pencopotan Hoegeng oleh Soeharto. Hoegeng dipensiunkan oleh Presiden Soeharto pada usia 49 tahun, di saat ia sedang melakukan pembersihan di jajaran kepolisian. Kabar pencopotan itu diterima Hoegeng secara mendadak.
Kemudian Hoegeng ditawarkan Soeharto untuk menjadi duta besar di sebuah Negara di Eropa, namun ia menolak. Alasannya karena ia seorang polisi dan bukan politisi.
“Begitu dipensiunkan, Bapak kemudian mengabarkan pada ibunya. Dan
ibunya hanya berpesan, selesaikan tugas dengan kejujuran. Karena kita
masih bisa makan nasi dengan garam,” ujar Roelani. “Dan kata-kata
itulah yang menguatkan saya,” tambahnya.
Hoegeng memang seorang yang sederhana, ia mengajarkan pada istri dan anak-anaknya arti disiplin dan kejujuran.
Semua keluarga dilarang untuk menggunakan berbagai fasilitas sebagai anak seorang Kapolri.
“Bahkan
anak-anak tak berani untuk meminta sebuah sepeda pun,” kata
Merry.Aditya, salah seorang putra Hoegeng bercerita, ketika sebuah
perusahaan motor merek Lambretta mengirimkan dua buah motor, sang ayah
segera meminta ajudannya untuk mengembalikan barang pemberian itu.
“Padahal saya yang waktu itu masih muda sangat menginginkannya,” kenang
Didit.
Saking jujurnya, Hoegeng baru memiliki rumah saat memasuki masa pensiun. Atas kebaikan Kapolri penggantinya, rumah dinas di kawasan Menteng Jakarta pusat pun menjadi milik keluarga Hoegeng. Tentu saja, mereka mengisi rumah itu, setelah seluruh perabot inventaris kantor ia kembalikan semuanya.
Memasuki masa pensiun Hoegeng menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya sejak remaja, yakni bermain musik Hawaiian dan melukis. Lukisan itu lah yang kemudian menjadi sumber Hoegeng untuk membiayai keluarga. Karena harus anda ketahui, pensiunan Hoegeng hingga tahun 2001 hanya sebesar Rp.10.000 saja, itu pun hanya diterima sebesar Rp.7500!
Saking jujurnya, Hoegeng baru memiliki rumah saat memasuki masa pensiun. Atas kebaikan Kapolri penggantinya, rumah dinas di kawasan Menteng Jakarta pusat pun menjadi milik keluarga Hoegeng. Tentu saja, mereka mengisi rumah itu, setelah seluruh perabot inventaris kantor ia kembalikan semuanya.
Memasuki masa pensiun Hoegeng menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya sejak remaja, yakni bermain musik Hawaiian dan melukis. Lukisan itu lah yang kemudian menjadi sumber Hoegeng untuk membiayai keluarga. Karena harus anda ketahui, pensiunan Hoegeng hingga tahun 2001 hanya sebesar Rp.10.000 saja, itu pun hanya diterima sebesar Rp.7500!
Dalam acara Kick Andy, Aditya menunjukkan sebuah SK tentang perubahan
gaji ayahnya pada tahun 2001, yang menyatakan perubahan gaji pensiunan
seorang Jendral Hoegeng dari Rp. 10.000 menjadi Rp.1.170.000.
Tak heran, Almarhum Gus Dur pernah berkata, "Di Indonesia ini hanya ada tiga polisi jujur, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng."'
Tak heran, Almarhum Gus Dur pernah berkata, "Di Indonesia ini hanya ada tiga polisi jujur, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng."'
Belum ada komentar "Inilah Polisi Paling Jujur di INDONESIA "
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q:
Posting Komentar